Minggu, 19 April 2015

Bila Ujian Menyapa

Manusia hidup di dunia tentu mendambakan kebahagiaan. Namun banyak yang mengartikan arti bahagia adalah kesenangan. Seringkali ukuran kebahagiaan dihitung dari banyaknya materi. Memang tidak salah, bila materi dikatakan sebagai penunjang kebahagiaan.

Siapa sih yang ngga ingin kecukupan sandang dan pangan? Terjaga kehormatan dari meminta-minta, dan mampu mensejahterakan orang-orang tercinta?

Namun, tak selamanya banyaknya materi sebanding dengan besarnya kebahagiaan. Tak sedikit cerita orang-orang terkenal yang hidup bergelimang materi, mengakhiri hidupnya dengan cara-cara tragis pertanda kegelisahan dan ketidak bahagiaannya.

Dan tak sedikit orang-orang yang hidup sederhana namun berkualitas. Yang meninggal dengan cara damai, bahkan meninggal dalam keadaan terhormat dan namanya dikenang sepanjang masa. Contoh terbaik, tentu saja Nabi kita, Muhammad Salallahu Alaihi Wa Salam dan para pengikutnya yang mulia, para sahabat, tabiin, tabiit tabiin, ulama dan cendekiawan.




Sebagai muslim yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Taala, maka, selayaknya pula kita mengimani apa yang disebut takdir atau ketetapan Allah berupa qadha dan qadar.

Singkatnya Qadha adalah ketetapan Allah yang terdahulu sejak jaman azali, meliputi seluruh alam semesta dan hukum-hukum yang telah ditetapkan baginya, sementara Qadar adalah keputusan Allah yang terjadi pada diri makhlukNYA sesuai ketetapan yang telah ditentukan terdahulu.

Sesuai ketetapan Allah, bahwa kehidupan manusia di dunia ini akan penuh dengan ujian. Baik itu ujian-ujian kecil, maupun ujian-ujian besar. Mereka yang hanya mengenal ujian-ujian kecil , maka tak akan pernah belajar bagaimana menghadapi ujian besar. Dan bisa jadi goyah dan terpuruk saat menghadapinya.

Ujian bisa berupa kesenangan dan penderitaan. Mereka yang diuji dengan kesenangan saja, apabila tidak memahami bahwa kesenangan adalah ujian, maka dia bisa  tumbuh menjadi pribadi yang lalai dan sombong.
Kesedihan, gambar dari sini 

"Dan sesungguhnya Kami akan memberikan cobaan bagimu  dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa  dan buah-buahan .... " (QS Al Baqara 155)

Sementara mereka yang diuji dengan kesusahan, apabila tidak mampu membaca apa makna dibalik ujian kesusahan tersebut, biasanya akan terjerembab pada kondisi suka berkeluh kesah, marah, kecewa, iri dan berbagai prasangka buruk pada Allah Subhanahu Wa Taala.

Padahal saat Allah Subhanahu Wa Taala memberikan ujian, tentulah dengan mengukur kadar kekuatan seseorang. Seperti Firmannya

"Allah tidak akan membebani seseorang melainkan menurut kemampuannya..." (QS. Al Baqara 286)

Apabila reaksi kita terhadap sebuah ujian adalah kemarahan dan keluh kesah, maka akan sulit bagi kita melihat hadiah indah yang telah Allah persiapkan, yang menunggu di ujung sana. Sesungguhnya, ujian itulah yang menempah jiwa seseorang agar mampu membuang segala kesombongan dan menempa dirinya sebaik-baiknya. Menerima kenyataan bahwa begitu kecil dan tak berarti diri ini dihadapanNYA. Sehingga kita semakin tunduk dan meminta belas kasihNYA.

"Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan sholat, sesungguhnya yang demikian itu berat kecuali bagi mereka yang khusyu....." (QS Al Baqara 45)
Doa adalah senjata orang beriman.
gambar dari sini 

Allah ingin, agar hambaNYA yang dicintainya itu berusaha lebih keras menggali semua potensi terpendam yang selama ini terabaikan. Melalui ujianNYA, Allah ingin agar hambaNYA mengubah rintangan menjadi tantangan. Allah ingin agar hambaNYA lebih menyadari, apa yang seharusnya dia perjuangkan dalam hidup ini agar menjadi manusia yang lebih mulia.

Melaui ujianNYA,Allah ingin melejitkan manusia dari yang terpuruk menjadi yang terbaik. Melalui ujianNYA, Allah ingin menghapuskan dosa-dosa masa lalunya, dan memberikan limpahan kebahagiaan dan kemuliaan yang mungkin tak pernah disangka-sangakanya.

Begitu hebat cinta Allah pada makhlukNYA, sehingga DIA tak ingin kita menjadi manusia yang biasa-biasa saja. DIA ingin kita lebih bersinar selayak berlian yang telah ditempa dengan irisan, kikiran, asahan yang menyakitkan, namun diakhirnya kepribadian kita menjadi lebih cemerlang dan kita mampu tersenyum dan melihat keindahan hidup dalam kacamata yang berbeda.


"....yaitu mereka yang meyakini akan pertemuan dengan Tuhannya dan mereka yang yakin bahwa  dia kan kembali kepadaNYA" (QS Al Baqara 46)

Maka selayaknya Muslim yang beriman, yang kuat, yang yakin akan janji Allah Subhanahu Wa Taala, saat ujian menyapa hendaklah kita tanamkan dalam diri kita prasangka yang baik kepada Allah bahwa semua ujian akan berlalu. Bahwa ketetapanNYA adalah yang terbaik untuk kita, dan bahwa DIA sedang mempersiapkan kejutan yang indah di depan sana. Teruslah mendekat kepadaNYA, jadikan hidup lebih indah dengan meraih cintaNYA, dan engkau akan melihat taburan cinta di mana-mana

Sebuah hadist dari Ummu Salamah yang mengajarkan doa yang telah diajarkan oleh Rasulullah, melalui suaminya terdahulu Abu Salamah. Apabila kita tertimpa musibah, maka dianjurkan membaca istirjaa (inna illahi wa innaa ilaihi rajiuun), lalu membaca doa berikut ;
"Ya Allah berikanlah ganjaran bagiku atas musibah yang menimpaku dan berilah aku pengganti yang lebih baik (atas apa yang hilang darinya )" (Hadist Riwayat Imam Muslim 3/918)











11 komentar:

  1. selalu YAKIN ketika kita diuji, positive thinking bahwa akan naik kelas... aamiinnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mba Primastuti Satrianto ... itulah yang harus kita tanamkan kuat-kuat dalam pikiran kita... jalan naik kelas.Makasih sudah mampir :)

      Hapus
    2. Setuju sekali mba Primastuti Satrianto.... positive thinking, di situ pointnya.. superb sekali :)

      Hapus
  2. Assalamualaykum,
    Salah satu topik favorite saya ini.Keseluruhan rangkaian hidup kita di dunia adalah ujian dan banyak diantara kita salah menyikapi tentang hidup ini,,manakala kita berada dlm kesenangan atau kecukupan kita mengangggap itu Allah hadiah atas apa yg kita usahakan dan tidak sedikit yg justru lari kepada mental judgment bahwa orang lain yg dlm kondisi kurang beruntung adalah sedang dihukum Allah...(astaghfirullaah saya berlindung kepada Allah agar terhindar dari sifat yg demikian tsb).

    Kesenangan ataupun pahit hidup ini akan diminta pertanggung jwbn kita diakherat nanti,karena disanalah sesungguhnya kalkulasi menjadi jelas. .And the loser are those who stop moving toward Allah by the happines nor by the misery which come to their life.

    Keep up your good work sister! jazakillaahu khairan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waalaikum salam Warahmatullah...

      Terima kasih sudah berkunjung, Sister... Yup betul sekali.. tentu tak semata kita bisa men-judge orang lain, sebelum kita meneliti diri kita sendiri.... Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita dan membebaskan kita dari adzab di akhirat akibat kelemahan kita dalam menyikapi setiap ujianNYA, dengan kasih sayangNYA.

      Wa fiikum jazakillah khair

      Hapus
  3. kebanyakan lari ke narkoba..miras...atau makaan yg banyak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kalo kurang kuat pendirian dan iman say.. a.e.zen

      Hapus
  4. Hidup itu rasanya ga mungkin ga ada cobaan dan ujian ya mbak. Semoga kita selalu kuat menghadapi cobaan dan harapannya naik kelas n makin disayang Allah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin..besar kecilnya cobaan disesuaikan dengan kekuatan kita menanggungnya ya Mom Traveler :)

      Hapus
  5. namanya juga hidup pasti selalu ada cobaan dan ujian, kalo ga diuji ga naik kelas dong mba? #mulaisoktau


    mampir2 lah ke blog ala-ala gue di www.travellingaddict.com

    BalasHapus